Wednesday, November 25, 2009

apa adanya atau ada apanya? [just a cover]

Kamu belum tahu apa?

Kamu belum tahu siapa?

Kamu belum tahu mengapa?

Kamu belum tahu bagaimana?

Benarkah apa yang ada?

Benarkah siapa yang berada?

Benarkah ada itu jadi mengapa&bagaimana?

Ku senang kamu tersenyum, ku senang kamu tertawa, ku senang kamu ceria, ku senang kamu bahagia, ku bersyukur pada-Nya…inikah bagian dari anugerah yang terindah tuk sesaat ku rasakan ataupun selamanya menjadi impian dan idaman dalam kisah pendek sang penemu?

Ada yang bertanya padaku:”benarkah kamu tulus apa adanya atau ada apanya?”.

Ada yang bertanya padaku:“sudahkah kamu siap apa adanya atau ada apanya? ”.

Ada yang bertanya padaku:“mengapa dan bagaimanakah perasaanmu tentang yang ada?”.

Bagian terindah yang ku miliki saat ini hanyalah “Dia” yang begitu perhatian dan penuh kasih sayang memberi pelajaran-pelajaran yang tak mudah tuk dipahami dan direnungi, kebosananku dan kejenuhanku selalu menghantui kapanpun, tapi “Dia” tak bosan dan jenuh atas permohonan dariku. Ku bertanya sendiri : “Sudahkah aku tulus BERBUAT semua ini hanya untuk-Nya?”.

Kelemahan dan kekurangan bisa diperbaiki, kekuatan dan kelebihan bisa ditingkatkan. Kemudahan demi kemudahan, kesulitan demi kesulitan, latihan yang tak pernah berakhir sepanjang detak jantung berdebar. Demonstrasi paradigma dalam sebuah masa tak kan pernah ada titik temunya, hanyalah “kepuasan” sesaat yang harus didasari dan berdasar.

Ku syukuri apa yang ada ini tak lebih hanya titipan-Mu tuk menjaganya, ku nikmati apa yang ada ini tak lebih karunia-Mu tuk memikirkannya, ku cintai apa yang ada ini tak lebih anugerah-Mu tuk merasakannya. Tak lepas dari kerak-kerakku yang keras nan kotor, bersihkanlah “segumpal daging” ini dengan manfaat dan berkah dari ilmu-Mu.

“hidup sekali, hiduplah yang berarti”.

“pikiran itu indah, dan perasaan itu lebih indah disaat bersama”.

Salam MERDEKA tuk jiwa yang MERDEKA

Taman Borodubur, 08:46 [8 dzulhijjah 1430 H]

maksimalkan tenagamu...hey,ULIN!!!

Sebuah tindakan memang berpengaruh besar pada hasil yang akan dicapai, hingga memberikan signifikansi relevan antara impian dan usaha yang telah diupayakan. Namun tak semua impian itu sesuai dengan apa yang diusahakan, karena ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan disamping usaha yang telah maksimal, diantara faktor tersebut yaitu doa (invisible power). Ketika berdoa untuk sebuah impian besar tak akan cukup bila tidak diiringi ‘usaha’ atau ‘ikhtiar’.

Dalam berdoa pun AKU ingin menggapai semua hal yang selalu ku idamkan, ternyata tak semudah itu. Aku harus memaksimalkan usaha atau ikhtiar, dimanapun yang namanya kemampuan berusaha yang dimiliki akan di’asah’ semaksimal mungkin. Sehingga menciptakan sebuah daya tarik yang begitu dahsyat, bila diamati langkah per langkah yang tak mudah. Itu semua dapat terlewati tatkala renungan itu terjadi, apakah ini memberikan manfaat bagi diriku, orang sekitarku, bahkan lingkungan yang ku tempati?,kenapa harus ber’manfaat’ bagi orang lain?.

Sebuah titipan yang teramat mulia bagi seorang hamba yang selalu ingin berusaha untuk sebuah proses pem’belajar’an dalam kisah perjalanan sosok manusia lemah penuh dengan kehinaan, yang men’cita-cita’kan termasuk bagian dari insan yang ber’taqwa’ tinggi, ber’akhlaq’ mulia, dan berjalan pada ajaran ‘islam’ sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah dan Nabi akhir jaman, “MUHAMMAD SAW” serta syafa’at beliau yang ditunggu kelak pada hari berkumpulnya manusia.

Berbagai permasalahan bermunculan dalam ke’rindu’an hidayah yang mendasar pada tiap tingkat pencapaian makhluq dalam nilai-nilai yang telah didapatkan dalam perjalanan singkat hidupnya, tak terlepas dari kebiasaan manusia “ingin dapat yang lebih” dan keinginan “memiliki”nya begitu tinggi. Rangkaian peristiwa sehari-hari merupakan pencitraan dari ‘trendsetter’ masa kini, akankah itu semua bisa berubah atau dirubah? hanya melalui jatidiri masing-masing yang siap dan mau melewatinya.

Berikanlah kekuatan tuk melaksanakan apa yang telah jadi perintah-Mu, jauhkanlah kekuatan tuk melaksanakan apa yang telah jadi larangan-Mu. Dalamnya keilmuanku bagian dari titipan-Mu bukanlah apa-apa yang berguna, bilamana Engkau belum meridhoi dan mengizinkan sesuai ketetapan-Mu. Segala sesuatu memiliki manfaat untuk kemaslahatan umat, begitu pula coretan ini tidaklah usaha pembenaran dari pemikiran dan perenungan diri, kalaupun itu memberikan manfaat, ku memohon tuk selalu dititipi ilmu yang manfaat dan berkah bagi seluruh alam semesta ini.

Astaghfirullah hal ‘adziim…

Subhanallah wabihamdih,subhanallah hil’adziim…

La haula wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adziim…

Wassalamu’alaikum warahmatullah…

Taman Borodubur, 05:45 [7 dzulhijjah 1430 H]

Thursday, November 19, 2009

KEIKHLASANMU ITU KENIKMATANMU

Sekian banyak polemik aku alami melewati berbagai ambang batas. Dari sekian banyaknya fenomena itu, selalu hadir perasaan dan pemikiran akan pentingnya kata “IKHLAS” dalam gerakan, tindakan, upaya serta tekanan. Tak luput pula dari kekhilafan manusiawi, aku merasakan pemberontakan-pemberontakan yang membolak-balikkan ‘dinding rapuh’ku, hingga tanpa kusadari telah memacu keras tiap hentakan naluri ‘pilar’ kerohanianku.
Tatkala aku bersandar pada sentuhan-sentuhan “jasmani” yang dinamis, itu hanyalah belaian impian yang membuai tinggi tiap anganku. Di antara sekian prespektif individu, bukanlah harga mutlak tuk dapat diyakini olehku, melainkan ada sesuatu yang telah menembus ‘dinding rapuh’ku melalui lubang-lubang halus nurani. Aku ingat perkataan seorang penjual mainan dari pegunungan,beliau berkata : ”usahakan selalu ikhlas ditiap kejadian apapun, tabah atas sikap & keadaan yang kamu alami, selalu sabar melayani tiap keinginan atau kemauan selainmu”. Sambil membacakan surat al-ikhlas, seketika ku teringat, akan lemahnya mental atau moral ini dalam membangun sendi-sendi hubungan sehari-hari.
Dalam niatanku, berupaya memberikan yang terbaik ditiap waktu. Namun apa daya raga&jiwa ini yang masih membutuhkan latihan-latihan baik rohani maupun jasmani. Aku hanyalah seonggok ‘mutiara’ kusam yang masih berlumuran dengan lumpur kesombongan, kebohongan, kemunafikan, serta kedengkian. Bila jiwa ini benar-benar sakit, maka sembuhkanlah. Bila raga ini tersesat, bimbinglah dengan titipan ilmu. hanya engkaulah satu-satunya tumpuanku memohon…ya rabbi.
Getaran kekuatanmu selalu ku rasakan, entah itu lemah atau kuat melalui gambaran besar ciptaan-Mu yang tersirat disekitarku. Terkadang aku lupa akan diri ini, maka besarnya samudera ampunan-Mu menyiramiku melalui syafa’at Nabi & Rasul-Mu, Muhammad SAW. Bukakanlah selalu diri ini dan orang sekitarku kepada kebenaran, sesungguhnya engkaulah sebaik-baik pembuka. Berikanlah ‘benteng’ kokoh hidayah-Mu, tatkala aku melupakan-Mu.
Ya Allah…ya Rabbi…
Dengan kenikmatan yang ada ini, hasil dari pencitraan refleksiku. Tidaklah dapat dibandingkan karya masterpiece selain diriku. Semoga memberikan manfaat tuk diri ini di masa mendatang khususnya, dan teruntuk yang laen pada umumnya. Alhamdulillah, Maha Suci engkau yang selalu kami puji.

sebesar keikhlasanmu,sebesar itu pula kenikmatanmu...
MERDEKA,MERDEKA dan selalu MERDEKA…Allahu akbar!!!

Taman borobudur, 02 dzulhijjah 1430 H, [07.49 WIB]